BAB I
BERKENALAN DENGAN BAHASA C++
1. SEJARAH
Bahasa C merupakan perkembangan dari bahasa BCPL (Basic Combined Pragraming
Language) yang dikembangkan oleh Martin Richards pada tahun 1967. Selanjutnya
bahasa ini memberikan ide kepada Ken Thompson yang kemudian mengembangkan
bahasa yang disebut bahasa B pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya dari
bahasa B adalah bahasa C oleh Dennis Ricthie sekitar tahun 1970-an di Bell
Telephone Laboratories Inc. (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories).
Bahasa C pertama kali digunakan di Computer Digital Equipment Corporation
PDP-11 yang menggunakan sistem operasi UNIX. Hingga saat ini penggunaan bahasa
C telah merata di seluruh dunia. Hampir semua perguruan tinggi di dunia
menjadikan bahasa C sebagai salah satu mata kuliah wajib. Selain itu, banyak
bahasa pemrograman populer seperti PHP dan Java menggunakan sintaks dasar yang
mirip bahasa C. Oleh karena itu, kita juga sangat perlu mempelajarinya.
2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHASA C
Kelebihan Bahasa C
• Bahasa C tersedia hampir di semua jenis komputer.
• Kode bahasa C sifatnya adalah portable dan fleksibel untuk semua jenis
komputer.
• Bahasa C hanya menyediakan sedikit kata-kata kunci, hanya terdapat 32 kata
kunci.
• Proses executable program bahasa C lebih cepat.
• Dukungan pustaka yang banyak.
• C adalah bahasa yang terstruktur.
• Bahasa C termasuk bahasa tingkat menengah.
Kekurangan Bahasa C
• Banyaknya Operator serta fleksibilitas penulisan program kadang-kadang
membingungkan pemakai.
• Bagi pemula pada umumnya akan kesulitan menggunakan pointer.
3. MENGENAL EDITOR BAHASA C
Memulai Bahasa C, Buka Editor Bahasa C yang ada, seperti Bordland C, Turbo C,
dan sebagainya. Semua program yang ada di tutorial ini bisa dicoba Turbo C.
Sekilas Mengenai Editor Turbo C
Untuk mengkompilasi Program, langkah-langkahnya sbb :
• Pilih menu Compile dengan menekan Alt + C
• Pilih Submenu Compile
• Enter
Akan ditampilkan hasil kompilasi Program, tekan sembarang tombol
Untuk menjalankan program :
• Pilih menu Run dengan menekan Alt + R
• Pilih submenu Run dan tekan Enter
Menu-menu dalam Turbo C :
Tampilan Menu Editor Turbo C
• File , terdiri dari :
(1) New, untuk memulai program baru
(2) Open, untuk mengambil atau membuka program
(3) Save, untuk menyimpan file/program
(4) Save as, untuk menyimpan file/program
(5) Save all, untuk menyimpan seluruh file/program
(6) Change dir, untuk mengubah directory
(7) Print, untuk mencetak program
(8) DOS Shell, untuk menuju ke DOS Shell
(9) Quit, untuk keluar dari Turbo C
• Edit, terdiri dari :
(1) Undo, untuk membatalkan pengeditan terakhir
(2) Redo, untuk kembali ke pengeditan terakhir yang telah di undo.
(3) Cut, untuk memotong bagian tertentu dari program.
(4) Copy, untuk menduplikasi bagian program
(5) Paste
(6) Clear, untuk menghapus bagian tertentu dari program
(7) Copy example
(8) Show Clipboard
• Search, terdiri dari :
(1) Find…
(2) Replace…
(3) Search again
(4) Previous error
(5) Next error
(6) Locate function…
• Run, terdiri dari :
(1) Run…, untuk menjalankan program
(2) Program reset
(3) Go to cursor
(4) dst
• Compile, terdiri dari :
(1) Compile, untuk mengkompilasi program
(2) Make
(3) Link
(4) Build all, dst
• Debug, terdiri dari :
(1) Inspect
(2) Evaluate/modify
(3) Dst
• Project, terdiri dari :
(1) Open project
(2) Close project
(3) dst
• Options, terdiri dari :
(1) Application
(2) Compiler
(3) Transfer
(4) Dst
• Window, terdiri dari :
(1) Size/Move
(2) Zoom
(3) Tile
(4) Cascade
(5) Next
(6) dst
• Help, terdiri dari
(1) Contens
(2) Index
(3) Topic search
(4) Previous topic
(5) dst
Penulisan Program Bahasa C
Program Bahasa C tidak mengenal aturan penulisan di kolom tertentu, jadi bisa
dimulai dari kolom manapun. Namun demikian, untuk mempermudah pembacaan program
dan untuk keperluan dokumentasi, sebaiknya penulisan bahasa C diatur sedemikian
rupa sehingga mudah dan enak dibaca.
Berikut contoh penulisan Program Bahasa C yang baik dan yang kurang baik :
#include “stdio.h”
void main()
{
printf(“Bahasa C\n”);
}
#include “stdio.h”
void main() { printf(“Bahasa C”); }
Kedua Program di atas bila dijalankan akan menghasilkan hasil yang sama berupa
tulisan “Bahasa C” di layar, namun dari segi penulisannya program yang pertama
tampaknya lebih mudah dibaca dan lebih rapih dibanding dengan program yang
kedua.
BAB II
STRUKTUR DASAR BAHASA C
1. TIPE DATA
Tipe data merupakan bagian program yang paling penting karena tipe data
mempengaruhi setiap instruksi yang akan dilaksanakan oleh komputer. Misalnya
saja 5 dibagi 2 bisa saja menghasilkan hasil yang berbeda tergantung tipe
datanya. Jika 5 dan 2 bertipe integer maka akan menghasilkan nilai 2, namun
jika keduanya bertipe float maka akan menghasilkan nilai 2.5000000. Pemilihan
tipe data yang tepat akan membuat proses operasi data menjadi lebih efisien dan
efektif.
Dalam bahasa C terdapat lima tipe data dasar, yaitu :
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
int x;
float y;
char z;
double w;
clrscr(); /* untuk membersihkan layar */
x = 10; /* variable x diisi dengan 10 */
y = 9.45; /* variable y diisi dengan 9.45 */
z = ‘C’; /* variable z diisi dengan karakter “C” */
w = 3.45E+20; /* variable w diisi dengan 3.45E+20 */
printf(“Nilai dari x adalah : %i\n”, x); /* Menampilkan isi variable x */
printf(“Nilai dari y adalah : %f\n”, y); /* Menampilkan isi variable y */
printf(“Nilai dari z adalah : %c\n”, z); /* Menampilkan isi variable z */
printf(“Nilai dari w adalah : %lf\n”, w); /* Menampilkan isi variable w */
getch();
}
2. KONSTANTA
Konstanta merupakan suatu nilai yang tidak dapat diubah selama proses program
berlangsung. Konstanta nilainya selalu tetap. Konstanta harus didefinisikan
terlebih dahulu di awal program. Konstanta dapat bernilai integer, pecahan,
karakter dan string.
Contoh konstanta : 50; 13; 3.14; 4.50005; ‘A’; ‘Bahasa C’. Selain itu, bahasa C
juga menyediakan beberapa karakter khusus yang disebut karakter escape, antara
lain :
\a : untuk bunyi bell (alert)
\b : mundur satu spasi (backspace)
\f : ganti halaman (form feed)
\n : ganti baris baru (new line)
\r : ke kolom pertama, baris yang sama (carriage return)
\v : tabulasi vertical
\0 : nilai kosong (null)
\’ : karakter petik tunggal
\” : karakter petik ganda
\\ : karakter garis miring
3. VARIABLE
Variabel adalah suatu pengenal (identifier) yang digunakan untuk mewakili suatu
nilai tertentu di dalam proses program. Berbeda dengan konstanta yang nilainya
selalu tetap, nilai dari suatu variabel bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan.
Nama dari suatu variabel dapat ditentukan sendiri oleh pemrogram dengan aturan
sebagai berikut :
• Terdiri dari gabungan huruf dan angka dengan karakter pertama harus berupa
huruf. Bahasa C bersifat case-sensitive artinya huruf besar dan kecil dianggap
berbeda. Jadi antara nim, NIM dan Nim dianggap berbeda.
• Tidak boleh mengandung spasi.
• Tidak boleh mengandung simbol-simbol khusus, kecuali garis bawah (underscore).
Yang termasuk simbol khusus yang tidak diperbolehkan antara lain : $, ?, %, #,
!, &, *, (, ), -, +, = dsb
• Panjangnya bebas, tetapi hanya 32 karakter pertama yang terpakai.
Contoh penamaan variabel yang benar :
NIM, a, x, nama_mhs, f3098, f4, nilai, budi, dsb.
Contoh penamaan variable yang salah :
%nilai_mahasiswa, 80mahasiswa, rata-rata, ada spasi, penting!, dsb
4. DEKLARASI
Deklarasi diperlukan bila kita akan menggunakan pengenal (identifier) dalam
program. Identifier dapat berupa variabel, konstanta dan fungsi.
Deklarasi Variabel
Bentuk umum pendeklarasian suatu variabel adalah :
Nama_tipe nama_variabel;
Contoh :
int x; // Deklarasi x bertipe integer
char y, huruf, nim[10]; // Deklarasi variable bertipe char
float nilai; // Deklarasi variable bertipe float
double beta; // Deklarasi variable bertipe double
int array[5][4]; // Deklarasi array bertipe integer
char *p; // Deklarasi pointer p bertipe char
Deklarasi Konstanta
Dalam bahasa C konstanta dideklarasikan menggunakan preprocessor #define.
Contohnya :
#define PHI 3.14
#define nim “0111500382”
#define nama “Sri Widhiyanti”
Deklarasi Fungsi
Fungsi merupakan bagian yang terpisah dari program dan dapat diaktifkan atau
dipanggil di manapun di dalam program. Fungsi dalam bahasa C ada yang sudah
disediakan sebagai ungsi pustaka seperti printf(), scanf(), getch() dan untuk
menggunakannya tidak perlu dideklarasikan. Fungsi yang perlu dideklarasikan
terlebih dahulu adalah fungsi yang dibuat oleh programmer.
Bentuk umum deklarasi sebuah fungsi adalah :
Tipe_fungsi nama_fungsi(parameter_fungsi);
Contohnya :
float luas_lingkaran(int jari);
void tampil();
int tambah(int x, int y);
5. OPERATOR
Operator Penugasan
Operator Penugasan (Assignment operator) dalam bahasa C berupa tanda sama
dengan (“=”).
Contoh :
nilai = 80;
A = x * y;
Artinya : variable “nilai” diisi dengan 80 dan variable “A” diisi dengan hasil
perkalian antara x dan y.
Operator Aritmatika
Bahasa C menyediakan lima operator aritmatika, yaitu :
• * : untuk perkalian
• / : untuk pembagian
• % : untuk sisa pembagian (modulus)
• + : untuk pertambahan
• - : untuk pengurangan
Catatan : operator % digunakan untuk mencari sisa pembagian antara dua
bilangan.
Misalnya :
9 % 2 = 1
9 % 3 = 0
9 % 5 = 4
9 % 6 = 3
Contoh Program 1 :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ clrscr(); // untuk membersihkan layar
printf(“Nilai dari 9 + 4 = %i”, 9 + 4); /* mencetak hasil 9 + 4 */
printf(“Nilai dari 9 - 4 = %i”, 9 - 4); /* mencetak hasil 9 - 4 */
printf(“Nilai dari 9 * 4 = %i”, 9 * 4); /* mencetak hasil 9 * 4 */
printf(“Nilai dari 9 / 4 = %i”, 9 / 4); /* mencetak hasil 9 / 4 */
printf(“Nilai dari 9 \% 4 = %i”, 9 % 4); /* mencetak hasil 9 % 4 */
getch();
}
Contoh Program 2 :
/* Penggunaan operator % untuk mencetak deret bilangan genap antara 1 – 100 */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ int bil;
clrscr(); // untuk membersihkan layar
for (bil=1; bil<100; bil++) { if(bil % 2 == 0) //periksa apakah ‘bil’ genap
printf(“%5.0i”, bil); } getch(); }
Operator Hubungan (Perbandingan)
Operator Hubungan digunakan untuk membandingkan hubungan antara dua buah
operand (sebuah nilai atau variabel). Operator hubungan dalam bahasa C :
Operator Logika Jika operator hubungan membandingkan hubungan antara dua buah
operand, maka operator logika digunakan untuk membandingkan logika hasil dari
operator-operator hubungan. Operator logika ada tiga macam, yaitu : &&
: Logika AND (DAN) || : Logika OR (ATAU) ! : Logika NOT (INGKARAN) Operator
Bitwise Operator bitwise digunakan untuk memanipulasi bit-bit dari nilai data
yang ada di memori. Operator bitwise dalam bahasa C : << : Pergeseran bit
ke kiri >> : Pergeseran bit ke kanan
& : Bitwise AND
^ : Bitwise XOR (exclusive OR)
| : Bitwise OR
~ : Bitwise NOT
Operator Unary
Operator Unary merupakan operator yang hanya membutuhkan satu operand saja.
Dalam bahasa C terdapat beberapa operator unary, yaitu :
Catatan Penting ! :
Operator peningkatan ++ dan penurunan -- jika diletakkan sebelum atau sesudah
operand terdapat perbedaan. Perhatikan contoh berikut :
Contoh Program 1 :
/* Perbedaan operator peningkatan ++ yang diletakkan di depan dan dibelakang
operand */
#include
#include
void main()
{
int x, nilai;
clrscr();
x = 5;
nilai = ++x; /* berarti x = x + 1; nilai = x; */
printf("nilai = %d, x = %d\n", nilai, x);
nilai = x++; /* berarti nilai = x; nilai = x + 1; */
printf("nilai = %d, x = %d\n", nilai, x);
getch();
}
Contoh Program 2 :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
int b, nilai;
clrscr(); // untuk membersihkan layar
b = 15;
nilai = --b; /* berarti b = b - 1; nilai = b; */
printf("nilai = %d, b = %d\n", nilai, b);
nilai = b--; /* berarti nilai = b; b = b + 1; */
printf("nilai = %d, b = %d\n", nilai, b);
getch();
}
6. KATA TERCADANG (RESERVED WORD)
Bahasa C standar ANSI memiliki 32 kata tercadang (reserved word) dan Turbo C
menambahkannya dengan 7 kata tercadang. Semua reserved word tidak boleh
digunakan dalam penamaan identifier (variabel, nama fungsi dll). Kata Tercadang
yang tersedia dalam bahasa C adalah sbb:
Keterangan : tanda * menunjukkan tambahan dari Turbo C
7. KOMENTAR PROGRAM
Komentar program hanya diperlukan untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman
suatu program (untuk keperluan dokumentasi program). Dengan kata lain, komentar
program hanya merupakan keterangan atau penjelasan program. Untuk memberikan
komentar atau penjelasan dalam bahasa C digunakan pembatas /* dan */ atau
menggunakan tanda // untuk komentar yang hanya terdiri dari satu baris.
Komentar program tidak akan ikut diproses dalam program (akan diabaikan).
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
clrscr(); /* Ini untuk membersihkan layar tampilan */
printf(“Contoh Penggunaan Komentar”); //komentar tidak ikut diproses
getch(); /* Dan ini untuk menahan tampilan di layer */
}
BAB III
INPUT DAN OUTPUT
1. MEMASUKKAN DATA
Dalam bahasa C proses memasukkan suatu data bisa menggunakan beberapa fungsi
pustaka yang telah tersedia. Beberapa fungsi pustaka yang bisa digunakan adalah
:
A. scanf()
Fungsi pustaka scanf() digunakan untuk menginput data berupa data numerik,
karakter dan string secara terformat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian fungsi scanf() :
1. Fungsi scanf() memakai penentu format
2. Fungsi scanf() memberi pergantian baris secara otomatis
3. Fungsi scanf() tidak memerlukan penentu lebar field
4. Variabelnya harus menggunakan operator alamat &
Kode penentu format :
• %c : Membaca sebuah karakter
• %s : Membaca sebuah string
• %i, %d : Membaca sebuah bilangan bulat (integer)
• %f, %e : Membaca sebuah bilangan pecahan (real)
• %o : membaca sebuah bilangan octal
• %x : Membaca sebuah bilangan heksa desimal
• %u : Membaca sebuah bilangan tak bertanda
Contoh Program :
/* Program memasukan inputan dengan beberapa tipe data */
#include
#include
void main()
{
int jumlah;
char huruf, nim[10];
float nilai;
clrscr();
printf("Masukkan sebuah bilangan bulat : ");
scanf("%d", &jumlah ); /* membaca sebuah bilangan bulat */
printf("Masukkan sebuah karakter : ");
scanf("%c", &huruf ); /* membaca sebuah karakter */
printf("Masukkan nim Anda : ");
scanf("%s", &nim ); /* membaca sebuah string */
printf("Masukkan sebuah bilangan pecahan : ");
scanf("%f", &nilai ); /* membaca sebuah bilangan float */
printf("\nNilai variable yang Anda masukkan adalah :\n");
printf("jumlah = %d\n", jumlah );
printf("huruf = %c\n", huruf );
printf("nim = %s\n", nim );
printf("nilai = %f\n", nilai );
B. gets()
Fungsi gets() digunakan untuk memasukkan data bertipe karakter dan tidak dapat
digunakan untuk memasukkan data numerik.
• Harus diakhiri dengan penekanan tombol enter
• Cursor secara otomatis akan pindah baris
• Tidak memerlukan penentu format
Contoh Program :
/* Program inputan tipe data karakter/string */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
char nama[20];
clrscr();
printf(“Masukkan nama Anda : “);
gets(nama);
printf(“Hello, Nama Anda adalah %s”, nama);
getch();
}
C. getchar()
• Fungsi getchar() digunakan untuk membaca data yang bertipe karakter
• Harus diakhiri dengan penekanan tombol enter
• Karakter yang dimasukkan terlihat pada layar
• Pergantian baris secara otomatis
D. getch() dan getche()
• Fungsi getch() dan getche() digunakan untuk membaca data karakter.
• Karakter yang dimasukkan tidak perlu diakhiri dengan penekanan tombol enter.
• Tidak memberikan efek pergantian baris secara otomatis
• Jika menggunakan fungsi getch() karakter yang dimasukkan tidak akan
ditampilkan pada layer sehingga sering digunakan untuk meminta inputan berupa
password.
• Sedangkan pada getche() karakter yang dimasukkan akan ditampilkan pada layar.
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
char huruf1, huruf2;
printf(“Masukkan sebuah karakter : “);
huruf1 = getche(); // karakter yang dimasukkan akan terlihat di layar
printf(“\nKarakter yang Anda masukkan adalah %c\n”, huruf1);
printf(“\nMasukkan sebuah karakter lagi : “);
huruf2 = getch(); // karakter yang dimasukkan tidak terlihat di layar
printf(“\nKarakter yang Anda masukkan adalah : %c, huruf2);
getch();
}
CATATAN :
Jika terdapat beberapa proses input (memasukkan data) sekaligus, maka sebaiknya
ditambahkan fungsi fflush(stdin); setelah fungsi scanf(). Fungsi fflush(stdin)
berfungsi menghapus buffer di dalam alat I/O.
2. MENAMPILKAN DATA
A. Menampilkan data ke layer monitor
1. Menggunakan fungsi printf(), puts(), dan putchar().
2. Fungsi printf() digunakan untuk menampilkan semua jenis data (numeric dan
karakter)
3. Fungsi puts() digunakan untuk menampilkan data string dan secara otomatis
akan diakhiri dengan perpindahan baris.
4. Fungsi putchar() digunakan untuk menampilkan sebuah karakter.
B. Mengatur tampilan bilangan pecahan (float).
Bentuk umum :
printf(“%m.nf”, argument);
m : menyatakan panjang range
n : menyatakan jumlah digit di belakang koma.
argument : nilai atau variable yang akan ditampilkan.
Contoh :
printf(“%5.2f”, nilai);
artinya variable nilai akan ditampilkan sebanyak 5 digit dengan 2 digit di
belakang koma.
Contoh Program 1;
/* Program untuk menampilkan data berupa bilangan pecahan */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
float nilai;
clrscr();
puts(“Masukkan nilai Anda : ); scanf(“%f”, &nilai);
printf(“Anda memperoleh nilai %5.2f”, nilai);
printf(“Apakah Anda telah puas mendapat nilai %6.4f ?”, nilai);
getch();
}
Contoh Program 2;
/* Program untuk menampilkan data berupa bilangan integer dan string */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
int umur;
char nama[20];
clrscr();
puts(“Masukkan nama Anda : ); gets(nama);
puts(“Masukkan umur Anda : “); scanf(“%d”, &umur);
printf(“Nama Anda : %s \n”, nama); //tipe data string
printf(“Umur Anda : %d \n”, umur); //tipe data integer
getch();
C. Menampilkan data ke printer
1. Untuk menampilkan data ke printer dapat menggunakan fungsi fprintf(),
fputs() dan fputc().
2. Fungsi fprintf() digunakan untuk mencetak semua jenis tipe data ke printer
dan secara otomatis memberikan efek perpindahan baris.
3. Fungsi fputs() digunakan untuk mencetak tipe data string ke printer
4. Fungsi fputc() digunakan untuk mencetak tipe data karakter ke printer
Contoh program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
fprintf(stdprn, “Hallo, Saya akan tercetak di printer”);
fputs(stdprn, “Saya juga akan tercetak di printer”);
}
BAB IV
PENYELEKSIAN KONDISI
Penyeleksian kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan suatu proses.
Penyeleksian kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau kran yang mengatur
jalannya air. Bila katup terbuka maka air akan mengalir dan sebaliknya bila
katup tertutup air tidak akan mengalir atau akan mengalir melaluitempat lain.
Fungsi penyeleksian kondisi penting artinya dalam penyusunan bahasa C, terutama
untuk program yang kompleks.
1. STRUKTUR KONDISI “IF….”
Struktur if dibentuk dari pernyataan if dan sering digunakan untuk menyeleksi
suatu kondisi tunggal. Bila proses yang diseleksi terpenuhi atau bernilai
benar, maka pernyataan yang ada di dalam blok if akan diproses dan dikerjakan.
Bentuk umum struktur kondisi if adalah :
if(kondisi)
pernyataan;
Contoh Program 1 :
/* Program struktur kondisi if untuk memeriksa suatu kondisi */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
float nilai;
printf(“Masukan nilai yang didapat : “);
scanf(“%f”, &nilai);
if(nilai > 65)
printf(“\n ANDA LULUS !!!!\n”);
getch();
}
Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80, maka perintah
mencetak perkataan LULUS !!!! akan dilaksanakan, namun sebaliknya bila kita
memasukan sebuah nilai yang kurang dari 65 maka program akan berhenti dan tidak
dihasilkan apa-apa.
Contoh Program 2 :
/* Program contoh penerapan struktur kondisi if */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{
clrscr();
int a,b,c,max;
printf("Entry bil 1 : ");fflush(stdin);scanf("%i",&a);
printf("Entry bil 2 : ");fflush(stdin);scanf("%i",&b);
printf("Entry bil 3 : ");fflush(stdin);scanf("%i",&c);
if((a>b)&&(a>c))
max=a;
if((b>a)&&(b>c))
max=b;
if((c>a)&&(c>b))
max=c;
printf("Bil terbesar : %i\n",max);
if(max>0)
printf("Bil tsb adalah bil positif\n");
if(max<0)
printf("Bil tsb adalah bil negatif");
getch();
}
2. STRUKTUR KONDISI “IF......ELSE….”
Dalam struktur kondisi if.....else minimal terdapat dua pernyataan. Jika
kondisi yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama
yang dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka
pernyataan yang kedua yang dilaksanakan.
Bentuk umumnya adalah sebagai berikut :
If (kondisi)
pernyataan-1
else
pernyataan-2
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
float nilai;
clrscr();
printf(“Masukan nilai yang didapat : “);
scanf(“%f”, &nilai); /* Masukan akan disimpan dalam variable nilai */
if (nilai > 65)
printf(“\n LULUS !!!\n”);
else
printf(“\n TIDAK LULUS !!!\n”);
getch();
}
Bila program tersebut dijalankan dan kita memasukan nilai 80 maka akan dicetak
perkataan “LULUS !!!” namun bila kita memasukan nilai yang kurang dari 65 maka
akan tercetak perkataan “TIDAK LULUS !!!”. Hal ini berbeda dengan struktur if
dimana program akan berhenti bila kita memasukan nilai kurang dari 65.
3. STRUKTUR KONDISI “SWITCH....CASE....DEFAULT…”
Struktur kondisi switch....case....default digunakan untuk penyeleksian kondisi
dengan kemungkinan yang terjadi cukup banyak. Struktur ini akan melaksanakan
salah satu dari beberapa pernyataan ‘case’ tergantung nilai kondisi yang ada di
dalam switch. Selanjutnya proses diteruskan hingga ditemukan pernyataan
‘break’. Jika tidak ada nilai pada case yang sesuai dengan nilai kondisi, maka
proses akan diteruskan kepada pernyataan yang ada di bawah ‘default’.
Bentuk umum dari struktur kondisi ini adalah :
switch(kondisi)
{
case 1 : pernyataan-1;
break;
case 2 : pernyataan-2;
break;
.....
.....
case n : pernyataan-n;
break;
default : pernyataan-m
}
Contoh Program :
/* Program menentukan nama hari berdasarkan inputan */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
clrscr();
int hari;
puts(“Menentukan nama hari\n”);
puts(“1 = Senin 2 = Selasa 3 = Rabu 4 = Kamis”);
puts(“5 = Jum’at 6 = Sabtu 7 = Minggu”);
printf(“\nMasukan kode hari( 1-7) : “);
scanf(“%d”, &hari);
switch(hari)
{
case 1 : puts(“Hari Senin”); /* kemungkinan pertama */
break;
case 2 : puts(“Hari Selasa”); /* kemungkinan kedua */
break;
case 3 : puts(“Hari Rabu”); /* kemungkinan ketiga */
break;
case 4 : puts(“Hari Kamis”); /* kemungkinan keempat */
break;
case 5 : puts(“Hari Jum’at”); /* kemungkinan kelima */
break;
case 6 : puts(“Hari Sabtu”); /* kemungkinan keenam */
break;
case 7 : puts(“Hari Minggu”); /* kemungkinan ketujuh */
break;
default : puts(“Kode hari yang Anda masukan SALAH”);
}
getch();
}
Bila program tersebut dijalankan, dan kita memasukan kode hari dengan 1 maka
akan tercetak “Hari Senin”, bila 2 akan tercetak “Hari Selasa” dan seterusnya.
BAB V
PERULANGAN
Dalam bahasa C tersedia suatu fasilitas yang digunakan untuk melakukan proses
yang berulangulang sebanyak keinginan kita. Misalnya saja, bila kita ingin
menginput dan mencetak bilangan dari 1 sampai 100 bahkan 1000, tentunya kita
akan merasa kesulitan. Namun dengan struktur perulangan proses, kita tidak
perlu menuliskan perintah sampai 100 atau 1000 kali, cukup dengan beberapa
perintah saja. Struktur perulangan dalam bahasa C mempunyai bentuk yang
bermacam-macam.
1. STRUKTUR PERULANGAN “ WHILE”
Perulangan WHILE banyak digunakan pada program yang terstruktur. Perulangan ini
banyak digunakan bila jumlah perulangannya belum diketahui. Proses perulangan
akan terus berlanjut selama kondisinya bernilai benar (true) dan akan berhenti
bila kondisinya bernilai salah.
Contoh Program 1 :
/* Program Perulangan menggunakan while */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
int x;
x = 1; /* awal variabel */
while (x <= 10) /* Batas akhir perulangan */
{
printf(“%d BAHASA C\n”, x);
x ++; /* variabel x ditambah dengan 1 */
}
getch();
}
Jika program tersebut dijalankan maka akan menghasilkan hasil sebagai berikut :
1 BAHASA C
2 BAHASA C
3 BAHASA C
4 BAHASA C
5 BAHASA C
6 BAHASA C
7 BAHASA C
8 BAHASA C
9 BAHASA C
10 BAHASA C
Pada perulangan while di atas, proses atau perintah mencetak kata-kata “BAHASA
C” akan terus dilakukan selama variabel x masih kurang atau sama dengan 10.
Setiap kali melakukan perulangan, nilai dari variabel x akan bertambah 1.
Contoh Program 2 :
/* Program mencetak deret bilangan dengan menggunakan while */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{
clrscr();
int i=1,x;
while(i<=3)
{
x=1;
while(x<=i)
{ printf("%3i",x);
x=x+1;
}
printf("\n");
i=i+1;
}
getch();
}
2. STRUKTUR PERULANGAN “DO.....WHILE…”
Pada dasarnya struktur perulangan do....while sama saja dengan struktur while,
hanya saja pada proses perulangan dengan while, seleksi berada di while yang
letaknya di atas sementara pada perulangan do....while, seleksi while berada di
bawah batas perulangan. Jadi dengan menggunakan struktur do…while
sekurang-kurangnya akan terjadi satu kali perulangan.
Contoh Program :
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{
int x;
x = 1;
do
{ printf(“%d BAHASA C\n”, x);
x ++;
}
while(x <= 10);
getch();
}
3. STRUKTUR PERULANGAN “FOR”
Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu proses yang telah
diketahui jumlah perulangannya. Dari segi penulisannya, struktur perulangan for
tampaknya lebih efisien karena susunannya lebih simpel dan sederhana.
Bentuk umum perulangan for adalah sebagai berikut :
for(inisialisasi; syarat; penambahan)
pernyataan;
Keterangan :
- Inisialisasi : pernyataan untuk menyatakan keadaan awal dari variabel
kontrol.
- syarat : ekspresi relasi yang menyatakan kondisi untuk keluar dari
perulangan.
- penambahan : pengatur perubahan nilai variabel kontrol.
Contoh Program 1 :
/* Program perulangan menggunakan for */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main()
{ int x;
for(x = 1; x<= 10; x++)
{ printf(“%d BAHASA C\n”, x); }
getch();
}
Contoh Program 2 :
/* Mencari total dan rata-rata sejumlah bilangan menggunakan for */
#include"stdio.h"
#include"conio.h"
void main()
{ clrscr();
float r,i,x,t=0;int y;
for(y=1;y<=3;y++)
for(i=0;i<=2;i++)
{ printf("Entry bilangan %i : ",y);scanf("%f",&x);
t=t+x;
y=y+1;
}
printf("\n Total : %.2f",t);
r=t/i;
printf("\n Rata rata : %.2f",r);
getch();
}
BAB VI
ARRAY (LARIK)
Array merupakan kumpulan dari nilai-nilai data yang bertipe sama dalam urutan
tertentu yang menggunakan nama yang sama. Letak atau posisi dari elemen array
ditunjukkan oleh suatu index. Dilihat dari dimensinya array dapat dibagi
menjadi array dimensi satu, array dimensi dua dan array multi-dimensi.
1. ARRAY DIMENSI SATU
- Setiap elemen array dapat diakses melalui indeks.
- Indeks array secara default dimulai dari 0.
- Deklarasi Array
Bentuk umum :
Tipe_array nama_array[ukuran];
Contoh :
Nilai[0] Nilai[1] Nilai[2] Nilai[3] Nilai[4]
int Nilai[5];
70 80 82 60 75
Contoh Program :
/* Program untuk menginput nilai mahasiswa ke dalam array satu dimensi */
#include “stdio.h”
#include “conio.h”
void main();
{ int index, nilai[10];
clrscr();
/* input nilai mahasiswa */
printf(“Input nilai 10 mahasiswa : “);
for(index=0; index < 10; index++)
{
printf(“Mahasiswa %i : “, index+1);
scanf(“%i”, &nilai[index]);
}
/* tampilkan nilai mahasiswa */
printf(“Nilai mahasiswa yang telah diinput”);
for(index=0; index < 10; index++)
{
printf(“%5.0i”, nilai[index]);
}
getch();
}